Korelasi positif

Pada artikel ini Anda akan mempelajari apa arti korelasi positif dalam statistik, contoh variabel dengan korelasi positif, dan apa perbedaan jenis korelasi lainnya.

Apa korelasi positifnya?

Dalam statistik, korelasi positif adalah jenis korelasi antara dua variabel berbeda. Lebih spesifiknya, korelasi positif antara dua variabel berarti jika nilai salah satu variabel meningkat maka variabel lainnya juga meningkat.

Agar korelasi antara dua variabel dianggap positif, nilai koefisien korelasi harus antara 0 (tidak termasuk) dan 1 (inklusif).

Perhatikan bahwa korelasi positif juga bisa disebut korelasi langsung .

Contoh korelasi positif

Mengingat definisi korelasi positif, berikut adalah contoh dua variabel yang menunjukkan korelasi tersebut.

  • Pada tabel frekuensi berikut, nilai matematika dan statistik dari sampel 20 siswa dikumpulkan sebagai data. Analisislah hubungan kedua variabel tersebut.

Sebelum menghitung koefisien korelasi, disarankan untuk terlebih dahulu merepresentasikan kumpulan data statistik dalam plot sebar untuk eksplorasi awal.

contoh titik cloud

Berdasarkan grafik terlihat bahwa kedua variabel mempunyai korelasi linier yang positif, karena dengan meningkatnya nilai matematika maka nilai statistika juga meningkat. Namun untuk menentukan dengan pasti jenis korelasinya perlu dihitung koefisien korelasinya :

r=0,84

Nilai koefisien korelasi Pearson lebih besar dari 0 dan sangat mendekati 1 maka korelasi kedua variabel yang diteliti memang bernilai positif.

Interpretasi korelasi positif

Untuk memahami pengertian korelasi positif dalam statistik, pada bagian ini kita akan melihat bagaimana menginterpretasikan nilai korelasi positif antara dua variabel.

Semakin tinggi nilai koefisien korelasi maka kedua variabel tersebut berkorelasi positif. Jadi, bila nilai koefisien korelasinya mendekati 1 berarti korelasi kedua variabel tersebut positif dan sangat kuat.

Sebaliknya bila nilai koefisien korelasinya rendah dan mendekati nol, berarti korelasi kedua variabel tersebut bersifat positif namun lemah. Sekalipun koefisien korelasinya menjadi nol atau negatif, hal ini berarti korelasinya masing-masing juga nol atau negatif. Di bawah ini kita akan melihat perbedaan antara ketiga jenis korelasi tersebut.

Terakhir, perlu dicatat bahwa korelasi positif tidak berarti hubungan sebab akibat antar variabel. Artinya, jika dua variabel mempunyai korelasi positif, berarti keduanya berhubungan linier, namun variabel yang satu belum tentu menjadi penyebab variabel yang lain.

Mirip dengan bagian sebelumnya, nilai matematika dan statistik berkorelasi positif, namun mendapatkan nilai bagus dalam matematika tidak serta merta menjamin nilai bagus dalam statistik, melainkan kedua mata pelajaran tersebut harus dipelajari. Kesimpulannya, nilai matematika bukanlah penyebab nilai statistik, kedua variabel tersebut hanya terkait.

Korelasi positif, negatif dan nol

Selain korelasi positif, dalam statistik, dua variabel juga dapat memiliki korelasi negatif atau nol. Oleh karena itu, pada bagian ini kita akan melihat perbedaan ketiga jenis korelasi tersebut.

  • Korelasi positif : variabel yang satu meningkat sedangkan variabel yang lain juga meningkat. Nilai koefisien korelasinya antara 0 (tidak termasuk) dan 1 (inklusif).
  • Korelasi negatif : apabila salah satu variabel meningkat maka variabel lainnya menurun, dan sebaliknya jika salah satu variabel menurun maka variabel lainnya meningkat. Nilai koefisien korelasinya antara -1 (inklusif) dan 0 (tidak inklusif).
  • Korelasi nol : tidak ada hubungan antara kedua variabel. Koefisien korelasi sama dengan 0.

Dalam bagan berikut, Anda dapat melihat setiap jenis korelasi yang diwakili:

jenis korelasi

Tambahkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *