Kekuatan uji hipotesis
Artikel ini menjelaskan betapa hebatnya uji hipotesis. Demikian pula, Anda akan menemukan cara menghitung kekuatan uji hipotesis (rumus) dan apa saja karakteristiknya.
Seberapa kuatkah uji hipotesis?
Dalam statistik, kekuatan uji hipotesis adalah kemungkinan menolak hipotesis nol padahal hipotesis itu salah. Oleh karena itu, kekuatan uji hipotesis juga dapat didefinisikan sebagai probabilitas menerima hipotesis alternatif padahal hipotesis tersebut benar.
Kekuatan uji hipotesis juga dikenal sebagai kekuatan statistik .
Menolak hipotesis nol padahal hipotesis itu salah, atau dengan kata lain, menerima hipotesis alternatif padahal hipotesis itu benar, adalah hal yang menarik perhatian kita saat melakukan uji hipotesis. Jadi kami ingin kekuatan uji hipotesis semakin tinggi, semakin baik.
Dalam pengertian ini, bila suatu pengujian mempunyai nilai kekuatan yang tinggi, maka pengujian tersebut dikatakan sebagai pengujian hipotesis yang sangat kuat.
Kekuatan, kesalahan Tipe I dan kesalahan Tipe II dalam uji hipotesis
Saat melakukan uji hipotesis, ada dua jenis kesalahan yang dapat dibuat:
- Kesalahan tipe I : Ini adalah kesalahan yang terjadi ketika hipotesis nol ditolak meskipun hipotesis tersebut sebenarnya benar.
- Kesalahan tipe II : Ini adalah kesalahan yang dibuat ketika hipotesis nol diterima padahal hipotesis tersebut sebenarnya salah.
Di sisi lain, probabilitas melakukan setiap jenis kesalahan disebut sebagai berikut:
- Probabilitas alfa (α) : adalah probabilitas terjadinya kesalahan tipe I.
- Probabilitas beta (β) : adalah probabilitas terjadinya kesalahan tipe II.
Jadi, jika β adalah probabilitas menerima hipotesis nol padahal hipotesis itu salah, maka probabilitas menolak hipotesis nol ketika hipotesis itu salah (kekuatan uji) adalah komplemennya, yaitu 1-β.
Singkatnya, kekuatan suatu uji hipotesis sama dengan 1-β , atau dengan kata lain, kekuatan suatu pengujian setara dengan satu dikurangi kemungkinan terjadinya kesalahan Tipe II.
Sifat Kekuatan Uji Hipotesis
Kekuatan uji hipotesis memenuhi sifat-sifat berikut:
- Nilai kekuatan suatu uji hipotesis saling melengkapi dengan probabilitas kesalahan tipe II dari pengujian tersebut. Jadi, semakin besar β, semakin rendah daya kontrasnya.
- Kekuatan kontras berbanding lurus dengan tingkat signifikansi kontras hipotesis . Oleh karena itu, semakin besar kemungkinan terjadinya kesalahan Tipe I, semakin kuat uji hipotesisnya.
- Kekuatan kontras berbanding terbalik dengan tingkat kepercayaan uji hipotesis . Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kepercayaan kontras, semakin rendah kekuatan kontras tersebut.
- Nilai kekuatan suatu uji hipotesis berbanding lurus dengan ukuran sampel . Oleh karena itu, semakin besar ukuran sampel, semakin tinggi pula daya kontrasnya.