Sdca
Artikel ini menjelaskan apa itu siklus SDCA dan kegunaannya. Jadi, Anda akan mengetahui apa saja tahapan siklus SDCA, kelebihan metode ini, dan terakhir, apa perbedaan antara siklus SDCA dan siklus PDCA.
Apa siklus SDCA?
Siklus SDCA adalah metode yang digunakan untuk terus meningkatkan suatu proses. Siklus SDCA terdiri dari empat langkah: Standarisasi (S), Lakukan (D), Verifikasi (C) dan Tindakan (A) , yang dalam bahasa Spanyol berarti Standarisasi, Lakukan, Verifikasi, dan Bertindak.
Oleh karena itu, siklus SDCA merupakan varian dari siklus PDCA. Langkah-langkahnya sangat mirip, namun penerapannya berbeda. Di bawah ini kita akan melihat perbedaan antara siklus SDCA dan siklus PDCA.
Siklus SDCA digunakan dalam bidang manajemen mutu untuk meningkatkan semua jenis proses, khususnya umumnya digunakan ketika suatu proses perlu distandarisasi dan untuk memverifikasi bahwa penerapan standardisasi sudah benar.
Fitur penting dari metodologi SDCA adalah bahwa ini adalah sebuah siklus, yaitu, setelah langkah terakhir dari proses selesai, langkah pertama dijalankan lagi, yang berarti bahwa rencana perbaikan harus dijalankan berulang kali. Singkatnya, siklus SDCA adalah metode perbaikan berkelanjutan.
Tahapan siklus SDCA
Tahapan siklus SDCA adalah:
- Standarisasi .
- Lakukan (Lakukan) .
- Periksa .
- Bertindak .
Di bawah ini kita akan melihat setiap fase siklus SDCA.
Membakukan
Siklus SDCA diawali dengan tahap standardisasi, yaitu ketika seseorang dalam organisasi mempunyai ide untuk menetapkan standar suatu proses atau operasi.
Untuk menetapkan standar, tim harus mengumpulkan informasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengidentifikasi fitur-fitur penting dari produk atau layanan. Tujuan standardisasi adalah untuk menyediakan produk (atau layanan) kepada pelanggan yang memaksimalkan kualitas dan meminimalkan biaya dan waktu tunggu.
Anda harus ingat bahwa bagian penting dari tahap standardisasi adalah setiap orang harus mematuhi standar untuk mencapai konsistensi hasil yang diinginkan. Tidak ada gunanya membakukan suatu proses jika setiap orang melakukannya secara berbeda.
Pada akhirnya, standardisasi memberikan panduan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana hal itu harus dilakukan.
Melakukan)
Tahap kedua dari siklus SDCA melibatkan penerapan standarisasi yang dirancang pada tahap sebelumnya. Oleh karena itu, perubahan yang diusulkan harus dilaksanakan untuk mencapai perbaikan proses.
Pada tahap ini, penting untuk mengatur tim kerja dengan baik dan memberikan tanggung jawab kepada setiap anggota. Selain itu, penting untuk melatih semua anggota tim agar tugas yang harus dilakukan masing-masing dapat dilaksanakan dengan benar.
Memeriksa
Langkah ketiga dari siklus SDCA didasarkan pada verifikasi bahwa standardisasi yang diterapkan berhasil dan hasil yang diperoleh positif.
Untuk melakukan ini, data proses harus dikumpulkan untuk membandingkan hasil baru dengan hasil yang diharapkan dan melihat apakah ada perbedaan.
Pada akhirnya, tujuan dari langkah pengendalian adalah untuk memverifikasi bahwa proses berlanjut seperti yang diterapkan dalam rencana dan karena itu bergerak ke arah yang benar.
Bertindak
Langkah terakhir dari siklus SDCA adalah menyesuaikan rencana perbaikan berdasarkan kesimpulan yang diambil dari analisis langkah sebelumnya. Dengan demikian, tujuan dari langkah ini adalah untuk memperbaiki kegagalan yang terjadi atau permasalahan baru yang muncul selama penerapan standardisasi proses.
Saat melakukan tindakan baru, langkah tersebut diambil dan siklus SDCA dimulai lagi, karena koreksi melibatkan standarisasi ulang, pelaksanaan, dan verifikasi bahwa tindakan yang diambil sudah benar. Oleh karena itu, siklus SDCA pada kenyataannya merupakan metode perbaikan berkelanjutan yang berulang tanpa batas waktu.
Keuntungan dari siklus SDCA
Manfaat penerapan siklus SDCA adalah:
- Meminimalkan biaya ekonomi melalui standardisasi.
- Dengan menstandarkan suatu proses, pemborosan waktu juga berkurang, sehingga meningkatkan produktivitas proses.
- Mempertahankan perbaikan menjadi lebih mudah seiring berjalannya waktu.
- Mendorong kerja sama tim.
- Perbaikan Lean dilakukan dan budaya Lean dikembangkan.
SDCA dan PDCA
Siklus PDCA (atau siklus Deming) adalah metode perbaikan lain yang digunakan untuk mengoptimalkan suatu proses secara terus menerus. Lebih spesifiknya siklus PDCA terdiri dari empat tahapan yaitu Plan (P), Do (D), Check (C) dan Act (A), yang dalam bahasa Spanyol berarti Plan, Do, Check dan Act.
Dengan demikian, siklus PDCA dan siklus SDCA adalah dua metodologi perbaikan berkelanjutan yang memiliki tujuan yang sama: untuk mengatasi masalah atau peluang.
Perbedaan utama antara siklus SDCA dan siklus PDCA adalah bahwa siklus SDCA berfokus pada standarisasi proses dan berupaya mempertahankannya dengan memastikan bahwa masalah tidak akan terulang kembali, sebaliknya siklus PDCA berupaya untuk menyelesaikan masalah. cara seefisien mungkin dan terus memperbaikinya seiring berjalannya waktu.
Misalnya, pikirkan saat Anda menaiki tangga: untuk berpindah ke anak tangga berikutnya, Anda harus meletakkan kaki Anda di permukaan stabil dari anak tangga sebelumnya, bukan?
Nah, hubungan kedua metodologi ini sama! Untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan keunggulan kompetitif melalui penggunaan siklus PDCA, perusahaan harus terlebih dahulu mendukung tujuan dan sasaran barunya berdasarkan situasi saat ini dan untuk itu digunakan siklus SDCA.
Anda dapat melihat informasi lebih lanjut mengenai siklus PDCA dengan mengklik link berikut: