Hipotesis nol

Artikel ini menjelaskan apa itu hipotesis nol dalam statistik. Contoh hipotesis nol juga disajikan, serta hubungan antara hipotesis nol dan konsep lain yang muncul dalam pengujian hipotesis.

Apa yang dimaksud dengan hipotesis nol?

Dalam statistik, hipotesis nol adalah hipotesis yang menyangkal atau membenarkan suatu kesimpulan tentang suatu parameter sampel yang diteliti. Secara khusus, dalam pengujian hipotesis, hipotesis nol menyatakan bahwa kesimpulan suatu eksperimen salah.

Oleh karena itu hipotesis nol adalah hipotesis yang ingin kita tolak. Jadi, jika peneliti berhasil menolak hipotesis nol, berarti hipotesis yang ingin dibuktikan dalam studi statistik kemungkinan besar benar. Sebaliknya, jika hipotesis nol tidak dapat ditolak, berarti hipotesis yang ingin diuji kemungkinan besar salah. Kita akan melihat di bawah kapan hipotesis nol dapat ditolak.

Simbol hipotesis nol adalah H 0 .

H_0: \text{Hip\'otesis nula}

Biasanya, hipotesis nol menyertakan kata “tidak” atau “berbeda dari” dalam pernyataannya, karena hipotesis penelitian tersebut diasumsikan salah.

Contoh Hipotesis Nol

Setelah kita melihat definisi hipotesis nol, mari kita lihat contoh hipotesis statistik jenis ini untuk lebih memahami maknanya.

Misalnya, jika studi statistik ingin menunjukkan bahwa baterai laptop merek tertentu bertahan rata-rata 5 jam, hipotesis nolnya adalah baterai laptop tersebut memiliki durasi rata-rata selain 5 jam.

H_0: \mu \neq 5

Kesimpulannya, hipotesis nol dirumuskan bertentangan dengan pernyataan yang ingin kita uji dan oleh karena itu hipotesis penelitian yang ingin kita tolak.

Hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Hipotesis alternatif adalah hipotesis kerja yang ingin dibuktikan. Artinya, dalam pengujian hipotesis, tujuannya adalah untuk memverifikasi kebenaran hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif dilambangkan dengan simbol H 1 .

Oleh karena itu, perbedaan antara hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah ketika melakukan penyelidikan statistik, tujuannya adalah untuk menolak hipotesis nol, sedangkan tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa hipotesis alternatif itu benar.

Mengikuti contoh sebelumnya, jika dalam studi statistik kita ingin membuktikan bahwa baterai laptop merek tertentu rata-rata bertahan 5 jam, maka hipotesis alternatifnya adalah baterai laptop tersebut sama dengan 5 jam dan, pada di sisi lain, hipotesis nol akan menjadi kebalikan dari hipotesis alternatif.

\begin{array}{c}H_0: \mu \neq 5\\[2ex]H_1: \mu =5\end{array}

Jadi pada kenyataannya dalam suatu penelitian dirumuskan terlebih dahulu hipotesis alternatifnya, baru kemudian dirumuskan hipotesis nol yang merupakan kebalikan dari hipotesis alternatif tersebut.

Hipotesis nol dan nilai p

Terakhir, mari kita lihat hubungan antara hipotesis nol dan nilai p, karena keduanya merupakan konsep statistik yang berkaitan erat.

Nilai p , disebut juga nilai p , adalah nilai antara 0 dan 1 yang menunjukkan probabilitas bahwa perbedaan yang diamati disebabkan oleh kebetulan. Dengan demikian, nilai p menunjukkan pentingnya suatu hasil dan digunakan untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis nol.

Jadi… kapan hipotesis nol ditolak?

Hipotesis nol diterima atau ditolak tergantung pada hubungan antara nilai p dan tingkat signifikansi :

  • Jika nilai p lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka hipotesis nol ditolak.
  • Jika nilai p lebih besar dari tingkat signifikansi maka hipotesis nol diterima.

Perlu diingat bahwa menolak hipotesis nol berarti menerima hipotesis alternatif, dan sebaliknya menerima hipotesis nol berarti menolak hipotesis alternatif.

Selain itu, perlu dicatat bahwa kesimpulan yang diambil selama penyelidikan statistik mungkin salah, karena pengujian hipotesis bergantung pada penerimaan atau penolakan hipotesis berdasarkan tingkat kepercayaan yang dipilih.

Tambahkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *