Pengambilan sampel (statistik)
Artikel ini menjelaskan apa itu pengambilan sampel statistik. Selain itu, Anda akan dapat melihat bagaimana berbagai jenis sampel dibuat dan contohnya masing-masing.
Apa yang dimaksud dengan pengambilan sampel dalam statistik?
Dalam statistik, pengambilan sampel adalah proses di mana sampel dari suatu populasi dipilih. Dengan kata lain, sampling adalah suatu metode dimana sekelompok individu dipilih untuk melakukan studi statistik.
Misalnya, salah satu cara mengambil sampel adalah dengan memilih individu secara acak. Jadi, jika kita ingin mempelajari ukuran populasi statistik, kita dapat memilih sampel penelitian dengan cara simple random sampling.
Ada beberapa metode pengambilan sampel suatu populasi, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita akan melihat di bawah apa saja jenis pengambilan sampel statistik.
Pengambilan sampel dalam statistik sangat berguna karena memungkinkan Anda mempelajari hanya sebagian dari populasi sasaran dan kemudian mengekstrapolasi kesimpulan yang diperoleh dengan menganalisis sampel ke seluruh populasi dengan inferensi statistik. Ini merupakan keuntungan besar karena mengurangi waktu dan biaya pencarian.
Bingkai pengambilan sampel
Dalam statistik, kerangka pengambilan sampel (atau kerangka pengambilan sampel ) adalah daftar semua elemen populasi yang dapat dipilih dalam suatu sampel. Dengan kata lain, kerangka sampel adalah daftar seluruh elemen alam semesta yang menjadi tujuan studi statistik.
Misalnya jika ingin melakukan survei statistik terhadap penduduk suatu kota, maka kerangka sampel penelitian ini adalah daftar kota tersebut, karena merupakan daftar yang memuat seluruh penduduk yang tinggal di kota tersebut.
Oleh karena itu, kerangka sampling digunakan untuk memperoleh sampel untuk survei statistik. Jika kerangka pengambilan sampel dirancang dengan baik, akan lebih mudah untuk mengambil sampel untuk analisis statistik.
Jenis Pengambilan Sampel dalam Statistik
Dalam statistik, jenis-jenis pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
- Probability sampling : pengambilan sampel dimana sampel dipilih secara acak.
- Pengambilan sampel acak sederhana : Sampel dipilih secara acak.
- Pengambilan sampel sistematis : individu pertama dipilih secara acak dan elemen sampel lainnya dipilih berdasarkan interval tetap.
- Pengambilan sampel bertingkat : untuk membentuk sampel, populasi sasaran dibagi menjadi strata (kelompok) kemudian individu dipilih secara acak dari setiap strata.
- Cluster sampling : sampel terdiri dari cluster (kelompok alami) yang dipilih secara acak.
- Non-probability sampling : pengambilan sampel dimana peneliti memilih sampel sesuai dengan kriterianya, tanpa menyertakan peluang dalam prosesnya.
- Purposive sampling : individu dipilih dari sampel hanya berdasarkan penilaian peneliti.
- Convenience sampling : Anggota sampel dipilih berdasarkan kemudahan akses mereka.
- Pengambilan sampel berturut-turut : Sampel awal yang pertama dipilih, dipelajari, kemudian sampel yang lain dipilih. Dan sampel yang berbeda dipelajari hingga diperoleh kesimpulan penelitian.
- Quota sampling : Pertama-tama dibentuk kelompok kemudian dipilih kuota dari masing-masing kelompok untuk dijadikan sampel penelitian.
- Pengambilan sampel bola salju : Peneliti memilih individu pertama dalam sampel, dan kemudian merekrut subjek lain untuk penelitian.
Setiap jenis pengambilan sampel statistik dijelaskan secara rinci di bawah ini.
Pengambilan sampel probabilitas
Teknik pengambilan sampel probabilitas terdiri dari pemilihan unsur-unsur sampel secara acak, yaitu semuanya mempunyai peluang yang sama untuk dipilih.
Hal ini merupakan syarat penting agar pengambilan sampel dapat dianggap sebagai probabilitas, semua elemen populasi statistik harus dapat dipilih dan, di samping itu, harus mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih.
Seperti yang baru saja kita lihat, berbagai jenis metode pengambilan sampel probabilitas adalah pengambilan sampel acak sederhana, pengambilan sampel sistematik, pengambilan sampel bertingkat, dan pengambilan sampel cluster.
Contoh acak sederhana
Pengambilan sampel acak sederhana memberikan setiap elemen populasi statistik probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel yang diteliti. Oleh karena itu, individu-individu dalam sampel dipilih secara acak, tanpa menggunakan kriteria lain.
Untuk melakukan simulasi secara acak ada beberapa cara, namun saat ini biasanya dilakukan dengan menggunakan program komputer seperti excel karena menghemat banyak waktu.
Pengambilan sampel sistematis
Dalam pengambilan sampel sistematis, satu elemen populasi terlebih dahulu dipilih secara acak, kemudian elemen lainnya dalam sampel dipilih dengan menggunakan interval tetap.
Jadi, dalam pengambilan sampel sistematis, setelah kita memilih individu pertama dari sampel secara acak, kita perlu menghitung angka sebanyak interval yang diinginkan untuk memilih individu berikutnya dari sampel. Dan kami mengulangi prosedur yang sama secara berturut-turut hingga kami memiliki individu dalam sampel sebanyak jumlah sampel yang ingin kami peroleh.
Pengambilan sampel bertingkat
Dalam teknik stratified sampling , populasi mula-mula dibagi menjadi strata (kelompok), kemudian beberapa individu dipilih secara acak dari setiap strata untuk membentuk sampel penelitian secara keseluruhan. Oleh karena itu akan ada setidaknya satu anggota dari setiap strata dalam sampel.
Strata harus merupakan kelompok yang homogen, artinya individu-individu dalam suatu strata mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan strata lainnya. Oleh karena itu, seorang individu hanya dapat tergabung dalam satu strata.
Pengambilan sampel cluster
Pengambilan sampel klaster dan pengambilan sampel bertingkat dapat membingungkan karena keduanya sangat mirip, namun jika Anda perhatikan lebih dekat, keduanya adalah jenis pengambilan sampel probabilitas yang berbeda.
Pengambilan sampel klaster memanfaatkan fakta bahwa klaster (kelompok) alami sudah ada dalam suatu populasi untuk mempelajari hanya beberapa klaster, bukan seluruh individu dalam populasi.
Berbeda dengan stratified sampling, dalam metode ini tidak perlu memilih individu tertentu dari cluster, namun setelah kelompok yang akan diteliti dipilih, seluruh anggotanya harus dianalisis.
Pengambilan sampel klaster disebut juga pengambilan sampel klaster, pengambilan sampel klaster, atau pengambilan sampel area.
Pengambilan sampel non-probabilitas
Dalam non-probability sampling, individu dipilih berdasarkan kriteria subjektif peneliti. Oleh karena itu, dalam pengambilan sampel non-probabilitas, tidak semua elemen populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel, karena pemilihannya tidak acak. Fitur ini membedakan pengambilan sampel non-probabilitas dengan pengambilan sampel probabilitas.
Logikanya, dalam non-probability sampling, penanggung jawab melakukan penelitian sangatlah penting, karena dialah yang memutuskan siapa yang akan dimasukkan ke dalam sampel. Oleh karena itu, sangat penting bagi peneliti untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas di bidang penelitiannya, untuk memperoleh hasil yang dapat diandalkan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, berbagai jenis teknik pengambilan sampel non-probabilitas adalah pengambilan sampel purposif, pengambilan sampel praktis, pengambilan sampel berturut-turut, pengambilan sampel kuota, dan pengambilan sampel bola salju.
Pengambilan sampel secara purposif
Purposive sampling hanya mengandalkan kebijaksanaan peneliti dalam memilih sampel penelitian.
Sehingga penanggung jawab survei mempunyai seluruh kekuasaan pengambilan keputusan untuk memilih elemen sampel. Jadi penting bagi Anda untuk menjadi orang yang ahli di bidang studinya.
Purposive sampling disebut juga judgemental sampling, judgemental sampling, critical sampling, purposive sampling, atau opinion sampling.
Pengambilan sampel kenyamanan
Dalam convenience sampling, peneliti memilih subjek sampel berdasarkan kriteria kemudahan akses individu, tanpa menyertakan peluang dalam prosesnya.
Artinya, dalam jenis pengambilan sampel non-probabilitas ini untuk memilih individu dari populasi, aspek-aspek seperti ketersediaan, kedekatan, atau biaya pemilihannya dievaluasi. Bahkan sering kali sukarelawan diterima untuk lebih memfasilitasi pengambilan sampel.
Pengambilan sampel kenyamanan juga dikenal sebagai pengambilan sampel pemilihan purposif atau pengambilan sampel peluang.
Pengambilan sampel berturut-turut
Dalam pengambilan sampel konsekutif, sampel awal dipilih, dipelajari terlebih dahulu, dan setelah diperoleh hasil sampel awal, sampel lain dipelajari. Dan proses tersebut diulangi secara berurutan hingga diperoleh kesimpulan akhir dari keseluruhan penelitian.
Dengan demikian, pengambilan sampel konsekutif tidak berfokus pada satu sampel saja, melainkan mempelajari sampel yang berbeda-beda dari populasi statistik yang sama dan pada akhirnya menarik kesimpulan dari informasi yang diperoleh dari seluruh kelompok.
Pengambilan sampel kuota
Dalam pengambilan sampel kuota, pertama-tama ditetapkan kelompok (atau strata) individu yang memiliki setidaknya satu karakteristik yang sama, lalu kuota dipilih dari masing-masing kelompok, sehingga membentuk sampel penelitian.
Sifat individu yang digunakan untuk membagi populasi menjadi beberapa kelompok juga ditentukan oleh peneliti, oleh karena itu penanggung jawab penelitian mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil yang diperoleh.
Pengambilan Sampel Bola Salju
Dalam pengambilan sampel bola salju, peneliti memilih peserta pertama dan kemudian merekrut individu tambahan untuk penelitian tersebut.
Fitur pengambilan sampel bola salju ini menghasilkan peningkatan ukuran sampel saat peserta merekrut lebih banyak orang untuk penelitian (efek bola salju).
Pengambilan sampel bola salju juga dikenal sebagai pengambilan sampel rantai atau pengambilan sampel referensi rantai.
Pengambilan sampel dan tampilan
Dalam statistik, sampel adalah sekelompok individu yang dipilih dari suatu populasi untuk melakukan analisis. Artinya, dari keseluruhan populasi sasaran, pada kenyataannya bila dilakukan studi statistik hanya sebagian dari populasi yang dianalisis, yang disebut sampel.
Oleh karena itu, perbedaan sampling dengan sampel adalah sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Di sisi lain, pengambilan sampel adalah metode pemilihan sampel studi statistik.
Oleh karena itu, pengambilan sampel sangat penting dalam statistik karena merupakan teknik yang memungkinkan kita berpindah dari populasi sasaran ke sampel yang diteliti.
Logikanya, sampel yang dipilih tidak bisa sembarang orang, melainkan harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar kesimpulannya kemudian dapat diekstrapolasi ke seluruh populasi. Misalnya, agar suatu sampel dapat mewakili, maka sampel tersebut harus mempunyai ukuran minimum yang bergantung pada karakteristik penelitian.